Senin, 18 Juni 2012

Sikap diri yang bijak menghadapi kepedihan dengan cinta

Jika tubuh sudah rapuh, maka jiwa dan mentalpun akan rapuh dan lemah daya hidupnya, begitu juga dengan planet bumi ini, semua sirkulasi dalam tata kehidupan semua mahluk hidup termasuk manusia yang merupakan jiwa dari bumi juga pasti akan semakin lemah dan kacau ...sebuah evolusi yang tak bisa di hentikan .

Maka dari itu adalah wajar, lazim,dan sudah merupakan hukum alam yang pasti , jika sejak sekarang dan seterusnya kedepan, di atas dunia ini akan semakin banjir bencana dan berbagai musibah, juga berbagai kekacauan dalam habitat kehidupan manusia ,sebagai refleksi balik dari tindakan manusia sendiri yang dengan rakusnya mengeruk kebutuhan hidup secara tak terkendali dari perut bumi . Memang ada istilah masalah bencana adalah kehendak Tuhan, tapi seorang manusia yang dengan sengaja meminum racun obat nyamuk, atau dengan sengaja membenturkan kepalanya ke dinding hingga berdarah , maka jangan bawa-bawa kehendak Tuhan. Jadi jelas sekali perbedaan antara "Garis Nasib/Takdir" dengan "Tindakan Konyol". Dan faktor kerusakan di muka bumi adalah tindakan sengaja dan sadar (konyol) para manusia yang tak bisa mengendalikan diri

Dari semua itu kita suka atau tidak harus iklas menerima kenyataan bahwa bencana,kehancuran, kematian bisa datang kapan saja mendatangi kita dan orang2 terdekat kita , kita harus sadar dan iklas pada eksistensi diri kita sebagai manusia , yang mana tadinya adalah "Tidak Ada" , lalu "Ada (lahir)" , dan setelah sekian tahun hadir di muka bumi akan kembali menjadi "tidak ada/mati" . Itulah saya kira alasan Sang Pencipta menurunkan Agama kepada manusia, supaya manusia selalu ingat asal-usulnya, untuk apa ada di dunia, dan tau kemana akan kembali , supaya bisa mengendalikan diri dan tidak merusak habitat hidupnya sendiri.

Rasa kepedihan di hati adalah karena kehilangan rasa cinta kepada sesuatu, ataupun merasa putus cinta terhadap sesuatu, atau bertepuk sebelah tangan dari sesuatu yang dicintai, Maka berusahalah mencari dan mengisi hati kita dengan cinta kepada kehidupan ini , yang meliputi cinta kepada semuanya yang pantas kita cintai, kepada Sang Pencipta, kepada Alam, kepada seseorang atau semua manusia , maka niscaya hati kita tak akan lagi di isi oleh kepedihan meskipun menghadapai masalah atau musibah seberat apapun.............Why,... kenapa "cinta..?" , Karena tak ada alasan lain Sang Pencipta menciptakan diri kita dan semuanya, selain karena "Cinta" , ya, cinta adalah asal-usul dan unsur dasar diri manusia yang sesungguhnya. ( kalau ABG mesra-mesra'an bukan cinta, tapi kebutuhan akan pemuasan kesenangan/pengakuan).

Perasaan manusia adalah unsur terbesar yang mengendalikan kehidupan manusia itu sendiri, maka memang tidak mudah mendidik serta mengarahkan perasaan yang salah/sesat menuju persaan yang benar/fitrah/aslinya. So, Belajar adalah kuncinya, dan semua ajaran, agama,aliran mengajarkan manusia untuk selalu belajar menjadi lebih baik dalam segala hal, manfatkanlah waktu kehidupan dengan bijak, supaya kehadiran kita di muka bumi ini tak sia-sia, atau malah cuma menjadi sampah pengganggu seperti para teroris yang membunuh orang seperti membunuh hewan itu, oleh karena kekerdilannya melihat diri dan kehidupan ini, karena tak mau belajar menjadi lebih baik dalam memahami masalah yang kehidupan yang selalu berganti dan berubah seiring evolusi jaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.